Vihara Gunung Timur

Vihara Gunung Timur - Vihara Gunung Timur merupakan obyek wisata religi medan yang sering dikunjungi wisatawan dengan luas bangunan yang lebih dari setengah hektar atau 5.000 m2, vihara ini terletak di jalan Hang Tuah sekitar 500 meter dari kuil Sri Mariaman yang menghadap ke sungai babura. Vihara ini tidak hanya vihara terbesar di medan saja tapi vihara terbesar di Pulau Sumatera juga. Tempat beribadah penganut agama Budha ini dibangun sekitar tahun 1960 berkat kerja keras serta gotong royong umat Budha yang ada di medan pada masa itu. Memang tempat ini masih digunakan sebagai tempat ibadah masyarakat Budha sehari-hari, namun di hari-hari tertentu seperti perayaan Imlek dan peringatan ulang tahun Sidharta Gautama, disini bisa ditemukan berbagai macam pertunjukkan menarik dan wisata kuliner yang beragam. Di luar even tersebut anda bisa menikmati keindahan Vihara Gunung Timur yang menjadi icon penting pariwisata Medan. Menurut keyakinan masyarakat Tionghoa, Vihara Gunung Timur dianggap mempunyai fengshui yang baik. Pasalnya, lokasi yang terletak persis di tepi Sungai Babura, satu unsur yang memiliki kekuatan positif dalam komposisi alam semesta. Dengan keyakinan tersebut, banyak orang yang datang ke vihara ini.
Kini Vihara tersebut telah direnovasi dengan sumbangan yang terkumpul, dari tahun ke tahun pembangunan terus dilanjutkan hingga seperti sekarang. Tanah curam di tepi Sungai Babura pun sudah berubah menjadi area vihara dengan luas sekitar satu hektar. Vihara Gunung Timur kerap dikunjungi para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu daya tarik vihara itu adalah ornamen Tionghoa yang kental. Di awali dari bahagian depan terdapat pembakaran dupa berbentuk menara. Pada perayaan hari besar, menara ini akan diramaikan lagi dengan tiang-tiang dupa disusun berjejer di sisi kiri dan kanan. Kepulan asap di udara pun menghadirkan nuansa lain saat menatap ke bangunan vihara. Dengan latar langit yang cerah, patung naga dan ikan berkepala naga dipadu dengan patung empat dewa menjadi daya tarik bangunan. Warna dominan vihara sebagian besar berwarna merah menyala berpadu kuning emas menghadirkan keistimewaan arsitek asal negeri tirai bambu ini. Dua patung singa gagah di depan pintu seolah menjaga kedamaian kuil dari unsur negatif yang berniat mengganggu. Demikian pula dengan patung Dewa Kang Jian Jun yang berdiri tegak di sisi kanan pintu vihara. Sebuah pendupaan kuno menjadi awal kekaguman akan keseluruhan bangunan. Ornamen Tionghoa yang kental memenuhi tiap sisi ruangan. Seperti lampion dalam beberapa motif tergantung di langit-langitnya. Begitupun dengan tulisan aksara Tionghoa di setiap altar berisi patung dewa dan dewi dalam keyakinan masyarakat Tionghoa.
Di urutan pertama ada patung Dewa Jing Shen Ru Shen Zai diikuti oleh Dewa Zhu Sen Da Di di sebelahnya. Lebih ke belakang ada Dewa Cen Cing Tien dan Dewa Xian Shi Dian. Di urutan ke enam ada Ou Xian Gu dan patung Shi Dian Yan Wang mengawal di sisi kiri dan kanan pembakaran dupa di dalam vihara. Begitupun patung Dewa Liu Fan Xian Shi di bahagian berikutnya. Di bahagian dalam bangunan terdapat altar Buddha Sidartagautama yang didampingi patung Budha Meitreya dan Dewi Kwan Im. Terdapat pula sebuah kolam dimana terpampang relief yang menceritakan kisah pencapaian Sidharta Gautama dari seorang anak manusia menjadi Buddha. Sementara di bagian kanan Vihara terdapat altar yang diisi beberapa Dewa dalam kebudayaan masyarakat Tiongkok, yaitu Toa Pek Kong didampingi Thay Suei. Di bawahnya ada patung Thien Kou (anjing langit) dan Pek Ho Kong (harimau putih) mengawal Tho Te Kong (dewa tanah).
Untuk keperluan sembahyang dapat ditemui di bahagian belakang Vihara bersebelahan dengan sekretariat para pengurus. Bersebelahan pula berdiri bangunan besar tempat penyimpanan logistik Vihara dari agama Tri Dharma, maksudnya campuran agama Buddha, Khong Hu Chu dan Tao ini. Halaman kelenteng ini sangat luas dan mampu menampung ratusan kendaraan roda empat. Vihara Gunung Timur selain sebagai tempat wisata religi Medan juga bisa dijadikan tempat wisata sejarah Medan karena usianya yang sudah lebih dari 50 tahun. Vihara ini terbuka bagi umum dan wisatawan yang ingin mengunjungi vihara ini tidak akan dipungut biaya.Untuk bisa mencapai vihara ini dari Lapangan Merdeka, wisatawan bisa memanfaatkan transportasi betor, semacam motor becak, dengan tujuan Taman Sudirman. Biaya yang biasa dipatok pengemudi bator tersebut antara Rp.15.000 sampai Rp.20.000.
.